Thanks for your visit

Jumat, 13 Juni 2014

ALIVE #PART 1

Allah Memberi Apa yang Kita Butuhkan, Bukan Apa yang Kita Inginkan

Terkadang, dalam menjalankan kehidupan ini kita menemukan banyak sekali perbedaan antara apa yang kita inginkan dengan kenyataan yang ada itu tidak sesuai. Sobat semua pasti juga pernah mengalaminya bukan? Jika Iya, mari kita berfikir sejenak, mengapa hal itu bisa terjadi dalam diri kita, Apa sih sebenarnya makna yang tersirat di balik semua itu? Jika kalian penasaran, mari kita telusuri jawabannya bersama.

Sobat, di dunia ini, banyak orang yang sering salah mengartikan antara keinginan dan kebutuhan. Kira-kira kalian tahu tidak perbeaan antara keduanya? Saya mempunyai sebuah teman, namanya Erick. Ia adalah salah satu siswa dari SMA Terkemuka di Indonesia, ayahnya seorang pejabat tinggi Negara, jadi maklumlah jika ia terkenal sedikit manja karena kekayaan ayahnya. Namun, suatu hari Erick diperintahkan gurunya dari sekolah untuk menggambar pemandangan alam yang sangat indah. Namun, erick tidak memiliki pensil untuk menggambar tugas tersebut. Maka pergilah ia menuju ke sebuah toko Peralatan Sekolah yang ada di dekat rumahnya. Di sana ia melihat berbagai perlengkapan tulis menulis yang sangat lengkap dan bagus-bagus. Di sinilah muncul sebuah masalah, awalnya Erick hanya membutuhkan sebuah pensil untuk ia menggambar di buku gambar yang ia miliki, namun melihat berbagai macam barang yang baru dan bagus, ia menjadi kebingungan karena banyaknya pilihan yang disediakan di toko tersebut. Waktu itu perhatiannya tertuju pada sebuah note book yang bergambar tokoh idolanya, yakni pemain sepak bola Cristiano Ronaldo. Terbesitlah di benak fikirannya untuk membeli note book tersebut, maka Erick pun pergi ke kasir untuk membeli sebuah note book ditambah dengan bolpoin untuk corat-coret di dalamnya. Ia sangat senang sekali bisa membawa pulang note book yang bergambarkan tokoh idolanya. Namun, saat ia kembali pulang ke rumah, ia baru tersadar bahwa sebenarnya tujuan utamanya adalah membeli sebuah pensil untuk menggambar, ia telah menyesal karna melupakan tujuan utamanya.

Dari kisah sederhana tersebut, dapat diambil pelajaran yang sangat bermakna bukan? Coba kita teliti seksama dari kasus yang terjadi pada Erick. Pada mulanya, Erick yang ditugaskan gurunya untuk menggambar pemandangan alam yang indah hanya membutuhkan sebuah pensil untuk menggambar. Pensil inilah yang disebut dengan "KEBUTUHAN", karna jika ia tak memiliki pensil, maka ia tidak akan bisa menggambar untuk menyelesaikan tugas dari gurunya dan itu menjadi kerugian bagi dirinya. Namun pada kenyataannya, setelah Erick pergi ke toko dekat rumahnya, ia tertarik dengan sebuah note book yang ada di hadapannya, maka ia membeli note book tersebut agar ia menjadi senang. Nah, Note book ini dapat dikatakan sebagai "KEINGINAN", karna sebenarnya, tanpa Erick membeli note book tersebut tidak akan berpengaruh apa pun pada kehidupan Erick, karna hanya rasa senang ini yang ia dapat, selebihnya tidak ada dampak lain yang ditimbulkan.

Jadi, apa yang dapat kita ambil dari kisah tersebut? Bahwa apa yang sebenarnya kita inginkan itu tak slalu kita membtuhkannya. Terkadang kita terlalu ambisius untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sesuatu yang kita idam-idamkan seakan-akan kita lupa bahwa hidup kita, apa yang akan terjadi pada diri kita itu semua sudah diatur oleh Sang Maha Pencipta dan Maha Membolak-balikkan hati manusia.







Kalau begitu bukankah itu berarti Allah sudah menentukan siapa orang yang akan mendapatkan nasib baik (hidup mulia) atau nasib buruk dalam hidupnya ?? apakah kita harus diam tanpa berbuat apa-apa dan mengikuti jalan yang telah diberian Allah pada kita ??

BUKAN ! Sebenarnya, yang terjadi adalah Allah memang telah menentukan nasib kita melalui sebuah takdir yang tertulis dalam "Lauh Mahfudz" (Lembaran-lembaran yang terjaga) yang manusia tak ada kuasa dan kehendak sama sekali untuk mengetahuinya, dan hanya Allahlah yang Maha mengetahui. Hal ini tertulis dalam Al-Quran yang kita ambil sebagai pedoman dan tak bisa diragukan lagi kebenarannya, yakni dalam QS Luqman : 34 yang berbunyi :

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 
Surah tersebut turun setelah salah seorang pemuda dari Bani Amir mendatangi Nabi SAW, dan bertanya kepada beliau, Apakah ada suatu ilmu yang tidak engkau ketahui? ( ini merupakan hadits diriwayatkan dalam kitab Al-Adabul Mufrad karya Al-Imam Al-Bukhari,)
Ini semakin memperkuat keimanan kita agar mempercayai bahwa Allah Maha Kuasa dan tak ada daya yang mampu mengalahkannya. Memang dalam QS Luqman dijelaskan bahwa hanya Allahlah yang Maha mengetahui tentang takdir manusia, tentang apa yang akan terjadi pada manusia tersebut di masa yang akan datang Allah sudah mengetahuinya, TAPI itu bukan menjadi alasan kita sebagai hambaNya untuk hanya berdiam diri dan menunggu Takdir apa yang akan terjadi pada kita di kehidupan mendatang. Karna jika kita berbuat seperti itu, justru kita akan terperangkap dalam kemalasan dan tidak akan menghasilkan apa-apa, karena kita hanya menunggu... menunggu... dan terus menunggu... INGAT !! Allah juga berfirman dalam QS Ar - Ra'd ayat 11

.إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....
artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” .

                Itu artinya untuk kita mendapatkan sesuatu yang kita harapkan, kita harus berjuang dan berusaha untuk mendapatkannya dengan cara menjadi yang terbaik . Pasti teman-teman ada yang memiliki pertanyaan, mengapa jika Allah memberikan apa yang kita butuhkan, kita juga harus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan?? Nah inilah, semua karna terkadang manusia selal terlalu cepat untuk menyimpulkan suatu hal dengan presepsinya sendiri yang terkadang cenderung negatif, maka berfikirlah positif. Dari QS Ar Ra'd ayat 11, kita juga bisa menyimpulkan suat hal, bahwa jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari kehidupan kita di dunia maupun akhirat, kita haruslah mengubah apa yang ada pada diri kita, tentunya mengarah kepada yang lebih baik dan yang lebih disukai Allah SWT.



                Manusia hanyalah bisa merencanakan suatu hal, selebihnya Allah lah yang menentukan. Allah memang memberikan apa yang kau butuhkan. Jika kita selalu bberfikir jernih dan khusnudzon, maka berfikirlah bahwa, raihlah apa yang kau inginkan dengan cara berusaha, berjuang dan diimbangi dengan doa dan terus menjadi pribadi yang lebih baik agar kau mendapatkan yang kau inginkan, dan jika kau mendapatkan suatu yang kau harapkan tersebut, itu berarti Allah Meridhai keinginanmu tersebut dan itu juga berarti itu merupakan KEBUTUHANMU yang diberikan oleh Allah. Namun, jika setelah kamu berusaha, kamu bekerja keras mati-matian, bersedekah dimana-mana, berdoa setiap waktu, shalat Sunnah terus digalakkan, Namun apa yang terjadi?? Kau tidak mendapat apa yang kau inginkan, apa yang kau usahakan. Itu bukan berarti Allah tak sayang Padamu ! Namun, Allah menyediakan jalan lain yang mungkin lebih indah dan LEBIH KAU BUTUHKAN dari keinginan kita namun permasalahannnya adalah kita tak pernah mengetahui apa jalan itu? dalam bentuk apa? dan Kapan diberikan pada kita? Hanya saja, yang menjadi penghalang bagi kita untuk tidak mendapatkan apa yang menurut Allah lebih baik untuk kita, adalah karena perasaan dan hawa nafsu kita yang mempermainkan kita. Dan itu harus kita perangi ! Jika tidak, itu akan membawa kita justru ke jalur yang tidak diridhai Allah. Mengapa bisa begitu?? Mudahnya begini, ketika Allah tidak mengabulkan doa dan usaha kita untuk mendapat apa yang kita mau, sebenarnya Allah telah menyiapkan jalan lain yang mungkin lebih indah, namun terkadang kita sebagai manusia, karena terlalu ambisiusnya untuk mendapatkan keinginan kita sehingga kita lupa akan hal tersebut dan lalu kita malah terlarut dalam perasaan kecewa, marah, sedih hingga kita tak bisa berfikir dengan jernih dan akhirnya menerumuskan kita kepada perbuatan yang justru tidak diridhai Allah SWT. Ini adalah sebuah kesalahan, karena kita harus terus melakukan sesuatu yang lebh baik untuk mendapat takdir yang lebih baik. Karena yang terbaik bagimu, belum tentu terbaik bagi ALLAH. Dan jika, kita masih diberi cobaan bertubi-tubi setelah kita telah mengusahakan yang terbaik dari kita, maka bersabarlah dan tetap Percaya jika Allah akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Karena bisa jadi kehinaan yang sedang menimpa di dunia (menurut orang lain itu hina) adalah merupakan bentuk kasih sayang dan Rahmat bagi kita. Selalu berfikirlah positif, bisa jadi itu ujian untuk kita, apa kita mampu melewatinya atau tidak untuk menaikkan derajat kita di hadapan Allah SWT, atau cobaan itu merupakan sebuah pembelajaran yang berharga bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar