Terkadang, dalam menjalankan kehidupan
ini kita menemukan banyak sekali perbedaan antara apa yang kita inginkan dengan
kenyataan yang ada itu tidak sesuai. Sobat semua pasti juga pernah mengalaminya
bukan? Jika Iya, mari kita berfikir sejenak, mengapa hal itu bisa terjadi dalam
diri kita, Apa sih sebenarnya makna yang tersirat di balik semua itu? Jika
kalian penasaran, mari kita telusuri jawabannya bersama.
Sobat, di dunia ini, banyak orang yang
sering salah mengartikan antara keinginan dan kebutuhan. Kira-kira kalian tahu
tidak perbeaan antara keduanya? Saya mempunyai sebuah teman, namanya Erick. Ia
adalah salah satu siswa dari SMA Terkemuka di Indonesia, ayahnya seorang
pejabat tinggi Negara, jadi maklumlah jika ia terkenal sedikit manja karena
kekayaan ayahnya. Namun, suatu hari Erick diperintahkan gurunya dari sekolah
untuk menggambar pemandangan alam yang sangat indah. Namun, erick tidak
memiliki pensil untuk menggambar tugas tersebut. Maka pergilah ia menuju ke
sebuah toko Peralatan Sekolah yang ada di dekat rumahnya. Di sana ia melihat
berbagai perlengkapan tulis menulis yang sangat lengkap dan bagus-bagus. Di
sinilah muncul sebuah masalah, awalnya Erick hanya membutuhkan sebuah pensil
untuk ia menggambar di buku gambar yang ia miliki, namun melihat berbagai macam
barang yang baru dan bagus, ia menjadi kebingungan karena banyaknya pilihan
yang disediakan di toko tersebut. Waktu itu perhatiannya tertuju pada sebuah
note book yang bergambar tokoh idolanya, yakni pemain sepak bola Cristiano
Ronaldo. Terbesitlah di benak fikirannya untuk membeli note book tersebut, maka
Erick pun pergi ke kasir untuk membeli sebuah note book ditambah dengan bolpoin
untuk corat-coret di dalamnya. Ia sangat senang sekali bisa membawa pulang note
book yang bergambarkan tokoh idolanya. Namun, saat ia kembali pulang ke rumah,
ia baru tersadar bahwa sebenarnya tujuan utamanya adalah membeli sebuah pensil
untuk menggambar, ia telah menyesal karna melupakan tujuan utamanya.
Dari kisah sederhana tersebut, dapat
diambil pelajaran yang sangat bermakna bukan? Coba kita teliti seksama dari
kasus yang terjadi pada Erick. Pada mulanya, Erick yang ditugaskan gurunya
untuk menggambar pemandangan alam yang indah hanya membutuhkan sebuah pensil
untuk menggambar. Pensil inilah yang disebut dengan "KEBUTUHAN", karna jika ia tak memiliki pensil, maka ia tidak
akan bisa menggambar untuk menyelesaikan tugas dari gurunya dan itu menjadi
kerugian bagi dirinya. Namun pada kenyataannya, setelah Erick pergi ke toko
dekat rumahnya, ia tertarik dengan sebuah note book yang ada di hadapannya,
maka ia membeli note book tersebut agar ia menjadi senang. Nah, Note book ini
dapat dikatakan sebagai "KEINGINAN",
karna sebenarnya, tanpa Erick membeli note book tersebut tidak akan berpengaruh
apa pun pada kehidupan Erick, karna hanya rasa senang ini yang ia dapat,
selebihnya tidak ada dampak lain yang ditimbulkan.
Jadi, apa yang dapat kita ambil dari
kisah tersebut? Bahwa apa yang sebenarnya kita inginkan itu tak slalu kita
membtuhkannya. Terkadang kita terlalu ambisius untuk mendapatkan sesuatu yang
kita inginkan, sesuatu yang kita idam-idamkan seakan-akan kita lupa bahwa hidup
kita, apa yang akan terjadi pada diri kita itu semua sudah diatur oleh Sang
Maha Pencipta dan Maha Membolak-balikkan hati manusia.
Kalau begitu bukankah itu berarti Allah
sudah menentukan siapa orang yang akan mendapatkan nasib baik (hidup mulia)
atau nasib buruk dalam hidupnya ?? apakah kita harus diam tanpa berbuat apa-apa
dan mengikuti jalan yang telah diberian Allah pada kita ??
BUKAN
! Sebenarnya,
yang terjadi adalah Allah memang telah menentukan nasib kita melalui sebuah
takdir yang tertulis dalam "Lauh Mahfudz" (Lembaran-lembaran yang
terjaga) yang manusia tak ada kuasa dan kehendak sama sekali untuk
mengetahuinya, dan hanya Allahlah yang Maha mengetahui. Hal ini tertulis dalam
Al-Quran yang kita ambil sebagai pedoman dan tak bisa diragukan lagi
kebenarannya, yakni dalam QS Luqman : 34 yang berbunyi :
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Surah tersebut turun setelah salah seorang pemuda dari Bani Amir
mendatangi Nabi SAW, dan bertanya kepada beliau, “Apakah ada suatu ilmu yang tidak engkau
ketahui?” ( ini merupakan hadits
diriwayatkan dalam kitab Al-Adabul Mufrad karya Al-Imam
Al-Bukhari,)
Ini
semakin memperkuat keimanan kita agar mempercayai bahwa Allah Maha Kuasa dan
tak ada daya yang mampu mengalahkannya. Memang dalam QS Luqman dijelaskan bahwa
hanya Allahlah yang Maha mengetahui tentang takdir manusia, tentang apa yang
akan terjadi pada manusia tersebut di masa yang akan datang Allah sudah
mengetahuinya, TAPI itu bukan
menjadi alasan kita sebagai hambaNya untuk hanya berdiam diri dan menunggu
Takdir apa yang akan terjadi pada kita di kehidupan mendatang. Karna jika kita
berbuat seperti itu, justru kita akan terperangkap dalam kemalasan dan tidak
akan menghasilkan apa-apa, karena kita hanya menunggu... menunggu... dan terus
menunggu... INGAT !! Allah juga berfirman dalam QS Ar - Ra'd ayat 11
.إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....
artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” .
Itu
artinya untuk kita mendapatkan sesuatu yang kita harapkan, kita harus berjuang
dan berusaha untuk mendapatkannya dengan cara menjadi yang terbaik . Pasti
teman-teman ada yang memiliki pertanyaan, mengapa jika Allah memberikan apa
yang kita butuhkan, kita juga harus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan?? Nah inilah, semua karna terkadang manusia selal terlalu cepat untuk
menyimpulkan suatu hal dengan presepsinya sendiri yang terkadang cenderung
negatif, maka berfikirlah positif. Dari QS Ar Ra'd ayat 11, kita juga bisa
menyimpulkan suat hal, bahwa jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih
baik dari kehidupan kita di dunia maupun akhirat, kita haruslah mengubah apa
yang ada pada diri kita, tentunya mengarah kepada yang lebih baik dan yang
lebih disukai Allah SWT.
Manusia hanyalah bisa
merencanakan suatu hal, selebihnya Allah lah yang menentukan. Allah memang
memberikan apa yang kau butuhkan. Jika kita selalu bberfikir jernih dan
khusnudzon, maka berfikirlah bahwa, raihlah apa yang kau inginkan dengan cara
berusaha, berjuang dan diimbangi dengan doa dan terus menjadi pribadi yang
lebih baik agar kau mendapatkan yang kau inginkan, dan jika kau mendapatkan
suatu yang kau harapkan tersebut, itu berarti Allah Meridhai keinginanmu
tersebut dan itu juga berarti itu merupakan KEBUTUHANMU yang diberikan oleh
Allah. Namun, jika setelah kamu berusaha, kamu bekerja keras mati-matian,
bersedekah dimana-mana, berdoa setiap waktu, shalat Sunnah terus digalakkan,
Namun apa yang terjadi?? Kau tidak mendapat apa yang kau inginkan, apa yang kau
usahakan. Itu bukan berarti Allah tak sayang Padamu ! Namun, Allah menyediakan
jalan lain yang mungkin lebih indah dan LEBIH KAU BUTUHKAN dari keinginan kita
namun permasalahannnya adalah kita tak pernah mengetahui apa jalan itu? dalam
bentuk apa? dan Kapan diberikan pada kita? Hanya saja, yang menjadi penghalang
bagi kita untuk tidak mendapatkan apa yang menurut Allah lebih baik untuk kita,
adalah karena perasaan dan hawa nafsu kita yang mempermainkan kita. Dan itu
harus kita perangi ! Jika tidak, itu akan membawa kita justru ke jalur yang tidak
diridhai Allah. Mengapa bisa begitu??
Mudahnya begini, ketika Allah tidak mengabulkan doa dan usaha kita untuk
mendapat apa yang kita mau, sebenarnya Allah telah menyiapkan jalan lain yang
mungkin lebih indah, namun terkadang kita sebagai manusia, karena terlalu
ambisiusnya untuk mendapatkan keinginan kita sehingga kita lupa akan hal
tersebut dan lalu kita malah terlarut dalam perasaan kecewa, marah, sedih
hingga kita tak bisa berfikir dengan jernih dan akhirnya menerumuskan kita
kepada perbuatan yang justru tidak diridhai Allah SWT. Ini adalah sebuah
kesalahan, karena kita harus terus melakukan sesuatu yang lebh baik untuk
mendapat takdir yang lebih baik. Karena yang terbaik bagimu, belum tentu
terbaik bagi ALLAH. Dan jika, kita masih diberi cobaan bertubi-tubi setelah
kita telah mengusahakan yang terbaik dari kita, maka bersabarlah dan tetap
Percaya jika Allah akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Karena bisa
jadi kehinaan yang sedang menimpa di dunia (menurut orang lain itu hina) adalah
merupakan bentuk kasih sayang dan Rahmat bagi kita. Selalu berfikirlah positif,
bisa jadi itu ujian untuk kita, apa kita mampu melewatinya atau tidak untuk
menaikkan derajat kita di hadapan Allah SWT, atau cobaan itu merupakan sebuah
pembelajaran yang berharga bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi. Wallahu 'alam.